Wednesday, September 28, 2016

YANG FANA ADALAH WAKTU


Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi.


YANG FANA ADALAH WAKTU - Sapardi Djoko Damono



p.s.
Dan kata barangkali atau mungkin membuat aku mencintaimu terdengar lebih masuk akal. Seperti Fernando Pesoa pernah bilang, "I write down what I feel in order to lower the fever of feeling."

Sunday, September 25, 2016

The Day Will Come


           Pagi ini, semua cantik. Dan buku kumpulan puisi yang teman saya kasih kemarin justru menjadi sebuah ketergantungan. menyukai syair indah memang sudah dari dulu, tapi ga suka baca nya. Really am not good dalam mendalami sesuatu. someone said to me when I was in SHS, dia bilang bahwa saya bukan tipe org romantis tetapi mencintai suatu keromantisan. AH ! Those words fosilized on my head. I'll share one of Sapardi poem again today. it's all about the faithfulness and immortality.Puisinya ttg cinta sangat touching, ga lebay dan ga membosankan. Good to be the one of the good reasons for starting a good day today :)

The day will come 
When my body no longer exists 
But in the lines of this poem 
I will never let you be alone 

The day will come 
When my voice is no longer heard 
But within the words of this poem 
I will continue to watch over you 

The day will come 
When my dreams are no longer known 
But in the spaces found in the letters of this poem 
I will never tire of looking for you.

=======================================
Hari itu akan datang
Saat ragaku tak lagi ada
Tapi pada baris-baris puisi ini
Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian

Hari itu akan datang
Saat suaraku tak lagi terdengar
Tapi dalam kalimat-kalimat puisi ini
Aku akan terus menjagamu

Hari itu akan datang
Saat mimpiku tak lagi diketahui
Namun dalam ruang-ruang yang ditemukan pada puisi ini
Aku tidak akan lelah mencarimu.


The Day Will Come-Sapardi Djoko Damono





p.s
Kata mamsky, tersenyum adalah cara memeluk diri sendiri tanpa terlihat aneh. Entah darimana Beliau mendapatkan kata-kata itu.
Dan untukmu.. selamat pagi dan tersenyumlah! Kamu terlalu manis untuk disentuh kesedihan sepagi ini. 
Iya, kamu.

Wednesday, September 21, 2016

AGAIN and AGAIN

I know it wouldn't be right to feel this way but then again, I won't and I can't deny the fact that I do think of you a lot as well. It's just so hard to ignore meeting someone like you. I have never met anybody like you. It can be unfair but it's life and it's difficult to talk about.

I'm sure nothing will change though. Even if it would be tough to stop feeling this way. It's hard to think about it. it's tough to deal with it. The fact is it would be impossible for us to be together. It's not hopeless, it's just that there is no certainty or assurance that it would happen but despite all that, it still feels like it will happen and that it will come true. Why is that? I don't want to be this way. It's like I'm lying to myself and to everyone else but why do I keep on falling, falling even more for you? I can't seem to contain myself, thoughts running wild in my head. Whoever thought I would know you? Whoever knew it was possible? Nobody ever expected this. It wasn't part of our desire. Then again, why am I happy? Why am I thinking that everything will be alright? I guess in the end I am contented even if i know this might be wrong.

Why am I having sleepless nights? Do I have to go crazy thinking of things deeply or do I just have to be practical? I have so many questions but I don't know how to answer them.

But okay, just forget those random words. I'm sorry for thinking this way. Don't take it personally. It's true that some people are meant to fall in love with each other... But not meant to be together, right?! Same with me here.
The thing is, I should accept all the changed that happens in my life no matter how bad or worse things get in the end. Yea, it's nice to have someone as good as you in my life, dick.. Thanks for being a great one! :)

Monday, September 19, 2016

Dalam Do'aku


Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu

- Sapardi Joko Damono, 1989, Hujan Bulan Juni : Dalam Do'aku



 p.s
For the one I love most, I am just an almost. Just believe me like you believe the death, because both of me and the death will always wait for you...

Thursday, September 15, 2016

It sounds whole lot better..

I just read an article. I thought that it is really thoughtful. And I sum it up, every successful relationship is an arrangement between two parties. Like in business, partners sign business agreements that outline their objectives and expectations. Likewise, romantic relationships can only work if two people agree on what they expect, and what they can give and receive from each other.

Sounds bold, right? :)

Friday, September 2, 2016

You and Me



"Nothing to prove, and it's you and me and all other people. And I don't know why, I can't keep my eyes off of you. What day is it? and in what month? This clock never seemed so alive." You and Me - Lifehouse. 

Pagi ini terasa kacau. Sebenarnya terasa seperti patah hati dengan segala hal yang ditemui. Tidak melulu tentang lawan jenis seperti  yang ada di otakmu ketika membaca kalimat tadi! Tetapi entah kenapa pagi ini saya malah ingin membicarakan cinta. Ya, kali ini cinta ketika kita merasakan cinta lebih tepatnya. Yang perlu diingat adalah, bagi saya, jatuh cinta yang menyebabkan luka cinta tidak akan membuat hidupmu berakhir atau mati. Itu hanya fase hidup. Kita namakan saja fase belajar. Jadi tidak usah takut untuk patah hati karena hatimu terluka karena cinta.

Teringat cerita seseorang yang sangat percaya tentang detail dan tanda ketika sedang merasakan cinta.  Dan membuat saya belajar untuk memahami dua kata tersebut lain waktu. Tetapi pagi ini, ketika saya sedang merasa patah hati karena cinta dan melihat ke luar jendela, melamun. Saya mendengar alunan lagu, yang liriknya saya tuliskan diatas, dari kejauhan. Lagu yang diputar oleh sepupu saya dikamarnya. Saya rasa dia sedang jatuh cinta. Otak pun kemudian berputar. Lagu ini mengingatkan kembali. Semacam tanda. Ya, tiba-tiba saya memikirkan tanda sepagi ini. Membawa saya kembali ke waktu-waktu yang sudah jauh berlalu. Ketika saya dapat mengingat segala sesuatunya dengan detail. Bagi saya detail itu penting. Hal-hal kecil yang bagi orang lain tidak penting.

Bahwa jatuh cinta adalah tentang detail. Bagaimana kamu mengingat sepatu kesayangan. Bau kesayangan. Tatapan mata kesayangan. Senyum kesayangan. Suara kesayangan. Cara mengerutkan alis. Cara berjalan. Cara berbicara. Intonasi. Respon. Semua yang pernah saya catat dalam kepala.

Bahwa ketika saya jatuh cinta saya mencatat segala sesuatunya dengan detail dalam kepala saya. Selalu menginginkannya. Adiksi. Mengingatnya. Dan tidak pernah lupa. Ketika pagi ini, ketika saya mendengar lagu itu kembali. Lifehouse. You and Me. Ada rona hangat yang tiba-tiba menjalar dari hati ke pipi saya. Saya tidak dapat melihat warnanya apa. Tapi saya bisa merasakan hangatnya dengan jelas. Saya membaca itu sebagai tanda. Bukan banyak tanda. Tetapi hanya sebuah tanda.

Jauh di dalam hati saya yang paling dalam saya mulai mempercayai kata-kata orang itu,  bahwa hidup adalah persoalan membaca tanda. Tinggal bagaimana saya menjadi pintar dan membaca tanda-tanda yang datang kepada saya. Masalahnya kadang-kadang saya tidak terlalu pintar.

Barangkali analoginya seperti ini: Tanda yang datang itu seperti teka-teki. Puzzle kecil-kecil. Yang akhirnya akan saya susun sebagai apa. Disesuaikan.

Paling tidak begini, saat ini saya perlu menyiapkan hati ketika tanda-tanda itu datang menghampiri. Saya harus pintar membacanya. Mungkin tanda itu berupa sebuah lagu yang singgah pada kupingmu pada suatu pagi. Lifehouse. You and Me. Dengan pemandangan kota sekitar di pagi hari. Suasana yang masih sepi dan damai di pagi hari. Ada perasaan hangat yang kemudian muncul dari perutmu ke hati lalu ke pipi.

Dan sekarang saya paham dan percaya. Hidup adalah persoalan membaca tanda. Setuju-setuju atau tidak setuju. Tanda-tanda itu akan menghampiri siapapun yang percaya. AH mellow sekali saya pagi ini...




-dbc