"Nothing to prove, and it's you and me and all other people. And I don't know why, I can't keep my eyes off of you. What day is it? and in what month? This clock never seemed so alive." You and Me - Lifehouse.
Pagi ini terasa kacau. Sebenarnya terasa seperti patah hati dengan segala hal yang ditemui. Tidak melulu tentang lawan jenis seperti yang ada di otakmu ketika membaca kalimat tadi! Tetapi entah kenapa pagi ini saya malah ingin membicarakan cinta. Ya, kali ini cinta ketika kita merasakan cinta lebih tepatnya. Yang perlu diingat adalah, bagi saya, jatuh cinta yang menyebabkan luka cinta tidak akan membuat hidupmu berakhir atau mati. Itu hanya fase hidup. Kita namakan saja fase belajar. Jadi tidak usah takut untuk patah hati karena hatimu terluka karena cinta.
Teringat cerita seseorang yang sangat percaya tentang
detail dan
tanda ketika sedang merasakan cinta. Dan membuat saya belajar untuk memahami dua kata tersebut lain waktu. Tetapi pagi ini, ketika saya sedang merasa patah hati karena cinta dan melihat ke luar jendela, melamun. Saya mendengar alunan lagu, yang liriknya saya tuliskan diatas, dari kejauhan. Lagu yang diputar oleh sepupu saya dikamarnya. Saya rasa dia sedang jatuh cinta. Otak pun kemudian berputar. Lagu ini mengingatkan kembali. Semacam
tanda. Ya, tiba-tiba saya memikirkan
tanda sepagi ini. Membawa saya kembali ke waktu-waktu yang sudah jauh berlalu. Ketika saya dapat mengingat segala sesuatunya dengan
detail. Bagi saya
detail itu penting. Hal-hal kecil yang bagi orang lain tidak penting.
Bahwa jatuh cinta adalah tentang
detail. Bagaimana kamu mengingat sepatu kesayangan. Bau kesayangan. Tatapan mata kesayangan. Senyum kesayangan. Suara kesayangan. Cara mengerutkan alis. Cara berjalan. Cara berbicara. Intonasi. Respon. Semua yang pernah saya catat dalam kepala.
Bahwa ketika saya jatuh cinta saya mencatat segala sesuatunya dengan
detail dalam kepala saya. Selalu menginginkannya. Adiksi. Mengingatnya. Dan tidak pernah lupa. Ketika pagi ini, ketika saya mendengar lagu itu kembali.
Lifehouse. You and Me. Ada rona hangat yang tiba-tiba menjalar dari hati ke pipi saya. Saya tidak dapat melihat warnanya apa. Tapi saya bisa merasakan hangatnya dengan jelas. Saya membaca itu sebagai
tanda. Bukan banyak
tanda. Tetapi hanya sebuah
tanda.
Jauh di dalam hati saya yang paling dalam saya mulai mempercayai kata-kata orang itu,
bahwa hidup adalah persoalan membaca tanda. Tinggal bagaimana saya menjadi pintar dan membaca
tanda-tanda yang datang kepada saya. Masalahnya kadang-kadang saya tidak terlalu pintar.
Barangkali analoginya seperti ini:
Tanda yang datang itu seperti teka-teki. Puzzle kecil-kecil. Yang akhirnya akan saya susun sebagai apa. Disesuaikan.
Paling tidak begini, saat ini saya perlu menyiapkan hati ketika
tanda-tanda itu datang menghampiri. Saya harus pintar membacanya. Mungkin
tanda itu berupa sebuah lagu yang singgah pada kupingmu pada suatu pagi.
Lifehouse. You and Me. Dengan pemandangan kota sekitar di pagi hari. Suasana yang masih sepi dan damai di pagi hari. Ada perasaan hangat yang kemudian muncul dari perutmu ke hati lalu ke pipi.
Dan sekarang saya paham dan percaya. Hidup adalah persoalan membaca
tanda. Setuju-setuju atau tidak setuju.
Tanda-tanda itu akan menghampiri siapapun yang percaya. AH mellow sekali saya pagi ini...
-dbc