Sunday, May 14, 2017

Jika Aku Pergi


Ada yang pergi hanya untuk sekedar ingin dicari.
Ada yang pergi hanya karena ingin dikenali oleh diri sendiri.
Ada yang pergi hanya karena lelah dan ingin di terima oleh sunyi dan sepi.
Ada yang pergi hanya untuk kembali bersama lagi.

Setiap yang datang berawal dari keputusannya untuk pergi.
Setiap yang pergi berawal dari keputusannya untuk meninggalkan.

Bandara adalah tempat terbaik untuk pergi.
Bandara adalah tempat terbaik untuk meninggalkan.

Di bandara setiap orang bertemu hanya untuk berpisah.
Kemudian merasakan resah tak terelakkan karena ada sesuatu yang tak ikut di bawa pergi.

Saya tidak pernah sanggup untuk pergi.
Tapi rasanya saya ingin meninggalkan yang tak ingin bersama lagi.

Namun jika saya memutuskan untuk kembali,
Apakah kau akan pergi atau menyambut kedatanganku lagi?




p.s.
Di waktu ini,
di bandara sebuah kota,
dan kau masih berputar di dalam kepala.


Tuesday, May 9, 2017

Engkau Dalam Waktuku

00.00
Mencintaimu adalah keberanian.
Tetap mencintaimu ketika tahu bahwa kau tidak mencintaiku adalah ketololan yang menyenangkan.

06.44
Sepagi rasa itu, setua ingatanku.
Kau lebih fana dari pada waktu.
Andai kau tahu, rasa karena mu tidak pernah senja.
Ia selalu seperti fajar yang berhenti pada titik sempurnanya.


10.02
Apa yang paling menggelisahkan kalau bukan patah hati.
Ya patah hati, kau tahu apa yang luar biasa.
Adalah ketika hati yang patah itu masih tetap saja mampu untuk mencintaimu.


12.00
Dan di antara cinta dan harapan kepadamu terselip kebodohan yang tak kunjung reda. 
Entah itu ketulusan ataupun ketidakpahaman untuk Mengikhlaskan.


16.09
Aku memalingkan pikiranku darimu, menghadapkan perhatian kepada Sang Khalik dan Sang Waktu.
Mereka bilang waktu adalah sebaik baik nya obat bagi mereka yang patah hati.
Dan Sang Khalik adalah sebaik baiknya tempat untuk mengadu.


19.00
Tapi apa kau percaya
Bahwa waktu yang mereka katakan itu hanya bisa bersembunyi. 
Berjalan lebih lama dari seharusnya. 
Ia malah menciptakan kegelisahan. 
Jauh lebih menyiksa dari pada patah hati.


21.38
Andai kau mengerti, mencintaimu bagiku tak pernah sederhana.
Seluruh waktuku adalah untukmu.

23.59
Apa kau tahu yang membedakan 
mu dengan waktu?



Waktu 
berlalu...

Sedangkan kau, 
menetap dalam 
hati...

Monday, May 1, 2017

Tentang BAPAK

Ahh hari ini, aku kangeen banget sama Si Papsky. Kangen omelannya. Kangen bawelnya . Huhu


Dear Bapak.
Terima kasih untuk obrolan singkatnya tadi siang ya. Mba bagi buat temen-temen yang baca blog di sini ya. cuma sebagian kok, engga semuanya :D

"Kemarin Bapak dengar Mba telpon Mama, tapi nggak mau bicara ah, kalau lagi bicara sama Mama.”
"Iya, abis telpon Bapak, nggak diangkat-angkat."
"Iya, abisnya Bapak  lagi sibuk sekali kadang suka nggak denger kalau lagi ada bunyi telepon."
"Hmm, ya sudah nggak apa. Sehat Pak?"
"Sehat."
"Lagi dimana ini?"
"Lagi di rumah Om (salah satu temanya di masjid) sedang sakit. Lagi doain dia."

Dari jaman aku kecil sampai aku udah segede ini. Bapak selalu menjadi contoh paling baik untuk melayani orang lain. Selalu bersemangat mengunjungi orang sakit - ngedoain mereka. Jiwa sosialnya selalu besar. Jiwa membantunya selalu membuat aku terkadang terinspirasi.

"Oh iya, jangan lupa ya jagain Irul, ingetin Irul juga jangan keseringan pulang malam. Mba kalo mau kemana-mana ngomong ya sama Mama atau Bapak. Sms juga gak apa-apa. Jangan sekali-kali pergi sama laki-laki tanpa sepengetahuan Kami. Mba ngerti kan? Mba mau bantu Bapak kan?"
"Iya Pak,,"
“Danke.."

Entah kenapa siang itu rasanya beda sekali. Aku juga jadi terkesan jadi 'perempuan manis yang penurut'. Haha.
Haaahh.. Aku kangen Bapak banget. Baru kerasa kalo lagi jauh begini ..

"Terus kenapa baru telepon sekarang?"
"Maaf Pak, kemarin mau nelpon tapi ternyata pulsanya habis, pas udah reload malah lupa. Baru keinget sekarang. Hehe."
"Hmm, tapi janga lupa kirim kabar."
"Iya."
"Inget : jaga diri baik-baik. Bawa diri baik-baik."
(Selalu dan selalu. Ini nasihat favorit yang selalu aku dengar hampir di setiap percakapan kami kalo lagi berjauhan seperti ini)

Terus ada satu lagi, ini bisa dibilang kalimat penutup yang selalu ngebuat aku berkaca-kaca kalo udah ngedengerinnya.

“Hidup itu harusnya jadi berkah untuk orang lain.”

Siang itu, aku berdiri persis di balkon kamar aku. Bersama laki-laki yang paling aku cintai dalam hidup aku. Bersama laki-laki yang mungkin pernah ngebuat aku sakit hati, ah tapi aku ga peduli. Bersama laki-laki yang selalu siap mencintai aku , ketika mungkin ga ada orang yang mau mencintai aku. Laki-laki yang kualitas hatinya aku tau betul, Laki-laki yang ga akan pernah ngebuat aku berhenti jatuh cinta lagi dan lagi. Iya, Laki-laki itu adalah Laki-laki yang dipilih oleh Mamaku untuk menjadi teman hidupnya sampai akhir hayatnya. Laki-laki yang udah ngasih aku adik yang juga menyenangkan (terkadang). Haha..

Laki-laki yang suaranya, hanya bisa aku dengar dari telepon untuk semenjak aku memutuskan untuk pindah ke Jakarta.

Nanti, anak-anak aku harus tahu bahwa mereka punya Eyang yang sangat luar biasa :')





I Love you, Pak !