Sunday, October 30, 2016

FREEDOM


Things are going to bring me down. But I'm going to keep on going. I'm going to reach as far as I can, for everything I've never wanted. And I'm not giving up. 
Cause that's what you have to do when your dreams are more important than your fears. 
You go out there and ignore the odds. You focus on one thing; that your dreams come true. 
Get your life, make it worth. 
Feel your own freedom and spirit...





Dear Dickhead, I love you without knowing how, or when, or from where. I love you simply, without problems or pride...





(photo from flickr)

Wednesday, October 26, 2016

Hatiku Selembar Daun


Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, 
biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang, 
yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.

Hatiku Selembar Daun - Sapardi Djoko Damono

p.s.
I have an idea: let's sacrifice our memories for a great thing called new us. : )

Tuesday, October 18, 2016

A letter to you


Dalam hidup tak ada yang kebetulan. Segala sesuatu dibuat untuk sebuah tujuan. Dari banci diperempatan. Orang gila dipinggir jalan. Wanita kesepian di gang-gang. Tak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Hebatnya, Allah tak punya pilihan untuk menyayangi yang mana dan mana yang tidak. Ia menyayangi semua. Masalahnya, saya terkadang melebihi Allah.  Saya terlalu pemilih. Memilih siapa yang mau saya sayangi dan tidak. Sampai sini saya berpikir, yang Allah siapa, yang manusianya siapa. Malam ini kalau berdoa, minta hati yang lebar lagi untuk menyayangi. Selebar apa? Silakan pilih saja. Saya sih mau selebar globe atau bola dunia. Eh, tunggu! Globe tidak lebar, ia bulat. Oke kalau begitu sayangku ke kamu sebulat globe. Karena bagi saya, kamu adalah dunia saya.

Selamat tidur :)

Sunday, October 16, 2016

Entah Sejak Kapan



Entah sejak kapan kita suka gugup
Di antara frasa-frasa pongah
Di kain rentang yang berlubang-lubang
Sepanjang jalan raya itu; kita berhimpitan
Di antara kata-kata kasar yang desak-mendesak

Di kain rentang yang ditiup angin,
Yang diikat di antara batang pohon
Dan tiang listrik itu; kita tergencet di sela-sela
Huruf-huruf kaku yang tindih-menindih
Di kain rentang yang berjuntai di perempatan jalan
Yang tanpa lampu lalu-lintas itu. 

Telah sejak lama
Rupanya kita suka membayangkan diri kita
Menjelma kain rentang koyak-moyak itu, sebisanya
Bertahan terhadap hujan, angin, panas, dan dingin.

Entah Sejak Kapan- Sapardi Djoko Damono


p.s.
tanpa kamu, kata-kata paling indah pun hanya akan jadi pu-i-si

Saturday, October 15, 2016

TERSERAH


Pernyataan yang paling gue benci, kata TERSERAH. Banyak orang kalo mau ngambil keputusan dan ditanya keputusannya bakal jawab terserah. Pernah mikir kan gimana rasanya dikasih jawaban terserah? Berarti antara iya iya aja , atau iya dan engga. Tapi terkadang kata terserah itu ngebuat hati jadi mumet, prasaan jadi gedeg dan ga jarang jadi gampang naik darah!

Kayak ini yang terjadi tadi, percakapan singkat ini, gue dan seorang temen :

Gue: "Eh gimana nih lo? Jadinya gimana nih kita?
Temen : " Apa ya? Terserah aja deh, gue mah ikut aja"
Gue    : "Ya udah gue cariin deh gampangan nih" 

Udah gue cariin udah gue kasih tau udah gue bantuin eh dia bilang :  GANTI  DEH! INI MAH SUSAH MALES GUENYA.

....................... -GEDEG-....................

Pernah di bilang terserah ama pacar? Yep! Itu lebih nyebelin lagi. Misalkan minta pendapat, contohnya;
Gue : "Yang, gimana? Nanti ngobrol lagi gak nih kita?" (mesti pisah karena ada suatu kerjaan dadakan)
Pacar : "Ya terserah kamu."

Dan walhasil yang minta pendapat bingung, giliran bilang, OH YA UDAH KITA LANJUT SMS AJA YA KALO GITU . Sang diminta jawaban malah berkata dengan nada yang @!%^,  AKU SIH PENGENNYA NGOBROL, TAPI YA TERSERAH SIH KALO KAMU GA MAU NGOBROL SAMA AKU LAGI. BLA BLA BLAAAAA..

....................... -GEDEG-....................

Atau sama nyokap?

Gue : "Mah, mba mau nginep dong dirumahnya ****. Boleh?"
Nyokap : "Terserah."
Gue udah girang tuh, udah siap-siap balik badan mau cabut keatas buat packing dan tiba-tiba dia ngebuntut, KAYA GA PUNYA RUMAH AJA NGINEP-NGINEP DIRUMAH ORANG. SEKALIAN GA USAH PULANG-PULANG LAGI AJA. 
Dan disitu gue langsung mematung, menganga, kesal. Bilang engga aja kaya susah banget!

....................... -GEDEG-....................


Bisa kan ya, langsung jawab aja gituuu, ga usah meng-kambing-hitam-kan kata TERSERAH?! Pas kita sama sama bilang terserah , berarti kita bukan orang yang memiliki pendirian dan bukan orang yang aktif atau berjiwa pemimpin . Ketika kita mengambil keputusan tanpa bertanya 'ada yang punya usul lagi?' itu namanya egois. jadi jangan pernah mengatakan kata terserah , karena kalian sendiri lah yang akan terjebak dalam kata terserah itu. Gue ga suka banget sama orang yang suka ngucapin kata terserah dan mengambil keputusan dengan cepat udah kaya ga mau mikir. Gue lebih suka orang yang tegas dan selalu mikirin orang lain .Coba liat percakapan berikut :
A : "Kita kemana ?"
B: "Gimana kalau kita ke ********* , atau kamu punya usul lain ?"
A : "Gue suka tempat itu , boleh deh ayo ..."

atau ,

A : "Gimana kalau kita ke ********."
B : "Tapi menurut gue mending ke *********"
A : "Oke , kita cari jalan keluanya. Cari yang paling nyaman, yg kita senengin sama-sama."


Gimana?
Ga ada kata terserah disana , dan ga ada kalimat egois yang kalian baca. Yang ngedenger juga ga bakalan naik darah toh? So , permudahkanlah rencana lo-lo pada tanpa kata terserah. Jangan jadiin itu panggilan yang melekat didiri lo.

Kalo boleh gue simpulkan, bahasa lain dari terserah adalah gue ga mau ribet mikirin gituan . Pada kenyataanya, kata itu sudah meracuni kosa kata kita. Bila di tanya pendapat, selalu menjawab terserah. Setelah di beri keputusan, malah protes. Entah apa maunya.
Buat gue sendiri pilihan itu hanya ada 2, IYA atau TIDAK !! Jadi kurangkan lah penggunaan kata terserah kecuali kalo kalian memang sedang dalam kondisi terdesak dan ga punya pilihan lain. Karena terserah bukan sebuah jawaban, melainkan penolakan secara halus atau mengiyakan secara terpaksa :)


Lalu kenapa kata terserah tidak bisa hilang dari perbendaharaan kita?



-dbc

Sunday, October 9, 2016

Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka

Ketika Jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata

suatu pagi, di sayap kupu-kupu
disayap warna, suara burung
di ranting-ranting cuaca
bulu-bulu cahaya
betapa parah cinta kita
mabuk berjalan diantara
jerit bunga-bunga rekah…

Ketika Jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata


Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka - Sapardi Djoko Damono


Saturday, October 1, 2016

Aku Ingin


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.


Aku Ingin - Sapardi Djoko Damono


p.s. 
hey, Jelek! di sini, di tempatku duduk sekarang, di tempat yang sungguh jauh darimu, cuma ada kita.