"Salah satu hal tersulit dalam duniaku
adalah untuk mengerti inginnya hatiku.
Seorang aku saja bahkan kadang tak
sanggup memahami apa yang sedang
hatiku pinta.
Oleh karena itu tak banyak orang yang
betah berlama lama bersamaku.
Ntah karena alasan lelah atau bosan.
Mungkin bisa saja karena memang
sudah tak sanggup belajar
memahamiku.
Maka tak semua orang kuizinkan
masuk dalam duniaku karena mereka
takkan paham apa yang benakku
ciptakan.
Terlalu rumit untuk menjelaskan
semua angan dan khayal yang aku
ciptakan sendiri.
Tidak tertebak oleh logika
Tingkah laku pun kadang tak cukup
mampu menjelaskan.
Tidak ada yang bisa mengerti duniaku.
Tidak ada yang mampu mengertiku.
Tak ada yang paham betapa rumitnya
pikiran dan banyaknya pintaku.
Tetap mau menghabiskan waktunya
bersamaku.
Dibalik itu semua, tentu saja tetap ada
orang orang yang tetap mau belajar
mengerti diriku.
Tetap bersabar dengan segala tingkah
yang aku buat.
Tetap mau menghabiskan waktunya
bersamaku.
Aku berterima kasih.
Kepada siapa saja yang mau belajar
memahamiku.
Dan sanggup bersabar menghadapi
seorang aku.
Serta tak pernah memilih pergi untuk
meninggalkanku.
Jika seseorang memang sanggup
untuk mengerti diriku.
Tetapi sepertinya tidak perlu
mengerti.
Cukup menghargai bahwa pikiran ku
berbeda.
Dia akan mendapatkan sesuatu yang
lebih.
Bukan perbedaan yang cukup berarti
dia hanya akan mendapatkan sesuatu
yang tak akan ku berikan kepada
siapapun yang memilih pergi
meninggalkanku.
Jika kau bertanya "Apa itu?"
Sebuah kepercayaan penuh, kasih
sayang, serta pengorbanan yang akan
aku berikan.
Tak hanya itu... separuh hidupku pun
rela aku berikan."