Saturday, February 16, 2013

KUKILA


REMEMBERING THE PAST
Mengenang masa lalu, mengambil pelajaran darinya, dan berjanjilah bahwa hidup di masa depan akan lebih baik.

Kukila - dia mantan pacar saya. Itu bukan nama aslinya. Dulu kami punya sepasang tokoh khayalan. Kedua tokoh itu saling berkirim surat di sebuah buku tebal. Kukila dan Pilang. Jika malam ini buku itu ada dikamar saya, saya sebagai Pilang akan mengirim surat dan meyerahkan buku itu kepadanya esok harinya.
         Ciuman pertama saya terjadi diruang tamu rumahnya. Saya mengenang ciuman itu dalam sebuah puisi berjudul Hujan Rintih-Rintih yang kemudian menjadi judul kumpulan puisi pertama saya. Ya, waktu itu hujan. Di rumahnya cuma ada saya, kakaknya dan dia. Saya mengantarnya pulang dari kampus. Di perjalanan, kami basah. Dia meminjamkan salah satu t-shirt miliknya dan membuatkan segelas teh untuk saya. Dia duduk di dekat saya. Saya memegang tangannya, cukup lama, saling menghangatkan telapak tangan. Dia menunduk saja. Saya menarik dan mengecup keningnya, setelah sebelumnya mengecup punggung tangannya. Dia mendongak dan saya mengecup bibirnya. Saya tidak mau menceritakan lebih detail lagi. Saya kira, malam itu saya membuat hujan di luar jendela rumahnya menggigil karena cemburu.