Akhir-akhir ini saya banyak merenungkan tentang jatuh dan patah. Akhir tahun, galaunya di
maksimalin jadi tahun depan hatinya sudah bebas. Hahaha
Manusia dan kejatuhannya, kepatahannya yang tidak direncanakan. Setiap hari bangun di pagi hari, tidak dalam kondisi yang sama, tetapi jatuh kepada seseorang yang sama di ingatan yang paling pertama. Adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk membangun rumah bersama misalnya -- tidak, tanpa pagar, dengan halaman yang luas; dengan bebas bermain, berdua, bertiga, atau bahkan beramai-ramai. Kemudian walau patah tetapi tetap memilih untuk tinggal ataupun pergi adalah suatu pilihan selanjutnya. Tetapi saya -- perempuan yang pernah memilih tinggal dalam jatuh-patah yang tidak direncanakan.
Patah. Selama saya hidup, patah bukan hal yang baru. Banyak orang suka mengidentifikasi kata ini dengan “patah hati” atau “kehilangan” atau “ada sesuatu yang terlepas dari dalam dirimu, padahal sebelumnya begitu melekat.”
Ketika bercerita tentang patah, saya ingat Pakde. Pakde mengalami patah (hati) yang begitu tidak dapat dijelaskan ketika Bude meninggal. Kejadiannya, sudah berbulan lebih, tetapi rasa patah itu masih ada. Sampai di sini saya menyadari satu hal: ada rasa patah yang begitu lekat, susah untuk dilepas. Bahkan waktu, mustahil untuk menyembuhkannya. Saya lalu merasa bahwa, rasa patah atau kehilangan semacam itu, akan terjadi di dalam diri kita, apabila kita memang nantinya akan kehilangan orang yang begitu kita cintai. Maka, berhati-hatilah dengan cinta!
Saya rasa, peringatan ini bukan bermaksud untuk menghindarkan kamu dari cinta dengan segala perasaan perasaanya, tetapi bagaimana kita bisa mengenal cinta dengan sebuah konsekuensi besar bahwa suatu hari nanti, kita bisa saja kehilangan orang yang kita cintai, yang membuat kita patah--begitu patah.
I have been there!
Tetapi apakah ketika ada yang patah, lantas kita kehilangan? Ataukah sebenarnya sesuatu yang kita cintai, begitu melekat, tidak akan pernah hilang dari dalam diri kita. Saya sendiri tidak tahu pasti. Maka, berhati-hatilah dengan cinta dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Karena suatu hari nanti dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, hal-hal tersebut akan selesai, disadari ataupun tidak, selesai.
Dan tentang
jatuh. Tuhan yang menciptakan manusia dengan kehendak bebas, rasanya seperti itu, dapat menikmati kemerdekaan sejati dalam mencintai, memiliki maupun tidak memiliki. Sebab cinta adalah jatuh-jatuh yang tidak direncanakan. Mungkin tidak berujung. Tetapi hendaklah ia dikerjakan dengan sungguh-sugguh, dan sepenuh hati, karena yang seperti ini bisa ditebak ujungnya: tidak akan pernah ada rasa menyesal, ketika pun harus berpisah.
Segala sesuatu bukannya tanpa tujuan. Tidak ada jatuh-jatuh tanpa tujuan. Tidak ada kesedihan tanpa tujuan. Tidak ada keindahan tanpa tujuan. Rasanya seperti sudah. Rasanya seperti cukup. Saat ini tidak memilikimu, bukan berarti tidak bahagia, karena kebahagiaan itu sendiri dapat muncul dari rasa kekurangan. Saat ini, ketika segala sesuatu berjarak, bukan berarti tidak dapat menikmati keindahan, karena kekosongan itu sendiri dapat menjadi sebuah hening yang indah.
Saya mencintaimu, bukan karena suatu hari kita dapat membangun rumah bersama -- tidak dapat. Saya mencintaimu bukan karena saya tidak punya ketakutan, seperti omong kosong yang selalu saya katakan, “Jatuh cinta hanya kepada orang-orang yang berani.”
Rasanya tidak ada yang dapat mendefinisikannya, karena
saya mencintaimu karena kekuranganmu. Dan akan selalu seperti itu. Dan percayalah, hanya saya.
Sampai di sini, ketika memang itu harus selesai, itu bukan salah kamu, salah saya, salah kita yang menjalaninya, melainkan karena waktu yang mengijinkan. Tetapi perlu diingat, cinta, jatuh, patah, bukan hal yang berbahaya. Mereka sama seperti bagian dari tubuhmu, melekat, ingin dipeluk erat, kenali saja.
Jika kamu telah mengenal rasa patah dengan baik, sangat baik. Sebelum rasa patah itu datang, cintailah seseorang kejujuran, sungguh sungguh, penuh penuh, sekarang.
Dan untuk
kamu, untuk
janji, janji yang pernah kamu buat untuk saya, itu akan tetap berlaku entah sampai kapan, akan terus saya pegang erat. tapi saya tidak akan memaksa berlebih, serahkan saja semuanya pada Tuhan dan takdir. Sekarang, terbanglah bebas, berbahagialah!
Cherio 2017!